Home » » LayOut

LayOut


Sebuah suratkabar mempunyai ciri-ciri, yang dapat dilihat dari format (broadsheet, tabloid, majalah, dsb), cara paginations (pemakaian kolom), cara pemakaian tipografi (huruf), warna, serta penempatan berita, foto, grafis dan iklan dalam satu halaman. Ciri-ciri itu pula yang akhirnya akan membedakan segmentasi pasar suatu media cetak. Untuk menengah ke atas atau menengah ke bawah. Lay out sendiri bertujuan untuk "sell the news", grade the news set the tone dan guide the resders (menawarkan/menjual berita, menentukan rangking berita, membimbing para pembaca, akan hal-hal yang harus dibaca lebih dahulu). Untuk memiliki berita, menentukan juga daya tarik setiap halaman, bagaimana isi setiap halaman itu. Misalnya, dari berita yang terpenting, menurun pada berita kurang penting. Dari berita kejadian yang dekat (baik tempat maupun waktu), menurun ke jarak yang lebih jauh. Kemudian lay out juga bertujuan menyesuaikan dengan gerak mata para pembaca. Dari tipografi, di samping perlu pengetahuan tentang warna dan jenis huruf, juga harus berjiwa seni. Sebab ukuran huruf untuk headline, panjang berita, besar dan warna foto atau tulisan sangat berpengaruh terhadap mate pembaca. Posisi suatu berita, isi dan pola yang digunakan semuanya untuk melayani pembaca. Sehingga lay out itu disesuaikan dengan siapa pembacanya. Hal ini perlu ditekankan, karena desain, lay out, dan tipografi merupakan ekspresi cermin kepribadian suratkabar itu. Dengan itu semua, pembaca akan dapat memberikan penilaian, jenis suratkabar apa yang demikian itu. (Kalau lay out-nya seperti itu, itu koran anu, dan sebagainya).

Jenis Lay Out

Beberapa jenis lay out yang dikenal di antaranya adalah sebagai berikut. Pertama, symitrical layout: disebut juga foundry/vertical lay-out, karena seperti jemuran, letak berita-beritanya seimbang. Tentu saja kelihatan stasis dan kolot, karena dari hard ke hard bentangannya tetap saja. Lay out seperti ini digunakan oleh The New York Time. Kedua, informal balance lay-out: banyak dipakai oleh banyak suratkabar, karena mengarah kepada kesempurnaan suatu keseimbangan. Foto yang hitam akan lebih balk jika diletakkan di kanan atas halaman, dan akan kelihatan berat, kalau diletakkan di bagian bawah halaman. Ketiga, quadrat lay-out atau tata-rias segi empat: sangat baik untuk suratkabar yang akan dijual di pinggir jalan secara eceran, karena koran akan berlipat empat, dan pada seperempat bagian yang tampak itu akan diperlihatkan berita-berita penting dan menarik. Keempat, brace lay-out: menonjolkan suatu berita besar. Lay out seperti ini sering menggunakan "Banner Headline", judul panjang. Berita penting ditempatkan di sebelah kanan suratkabar, sehingga mengikat pandangan pembaca ke sana. Kemudian judul lain di sebelah kiri, dan sebelah kanan lagi. Kelima, circus lay-out: tata-rias karnaval, karena ramainya halaman depan. Semua judul berita dipamerkan di halaman pertama, isinya di halaman lain. Contoh seperti ini adalah Pos Kota (Jakarta), atau koran-koran mingguan. Keenam, horizontal lay-out: tata-rias mendatar. judul berita dibuat mendatar, dengan berita yang tidak terlalu panjang. Ketujuh, function lay-out, tata-rias yang setiap hard berubah, bergantung kepada perkembangan dan isi berita hard itu. Bila terjadi hal-hal luar biasa, sering dipakai apa yang disebut "skyline heads". Jadi ada gejala pemindahan nama tempat nama suratkabar itu sendiri. Lay out seperti ini sering juga dipakai oleh koran-koran Mingguan terbitan Jakarta. Catatan:
  1. Lay out hendaknya mengikuti kebiasaan arah mata berputar, yakni dari kiri ke kanan.Iklan hendaknya jangan diletakkan di halaman depan.
  2. Gambar yang baik, yang ada aksinya. Hindari memuat pasfoto. Karena dengan foto aksi (action) seolah-olah pembaca bertatap muka dengan orang bersangkutan.
  3. Gambar hendaknya jangan di sebelah kiri halaman.
  4. Fungsi foto, sama dengan headline. Foto mempunyai fungsi yang penting dalam lay out.
  5. Gambar jangan bertumpuk. Kalau mau banyak, dapat diletakkan di halaman dalam atau bersambung ke halaman lain.
  6. Kalau suratkabarnya berwarna, jangan terlalu banyak menampilkan warna. Sebaiknya redaktur mempelajari bahasa warna atau mengangkat seorang seniman yang mengerti arti warna.
  7. Berita ditulis bukan untuk menyenangkan sumber berita, tetapi untuk kepentingan pembaca.
Share this article :

1 comments:

 
Support : Femin Collection | Habitat Design | Kreatifa Media
Copyright © 2013. Kreatifa Media - All Rights Reserved
Template Created by Habitat Design Published by Kreatifa Media
Proudly powered by Blogger